Ini Akibat Jarang Cuci Sprei dan Bantal yang Harus Diketahui

Tahukah My Lovers, jarang cuci sprei ternyata bisa membawa berbagai dampak buruk bagi kesehatan dan kebersihan kamar tidur Anda? Sprei yang tampak bersih sekalipun bisa menjadi sarang bagi jutaan tungau debu, bakteri, jamur, dan sel kulit mati yang tak kasat mata. Mari bahas lebih lanjut apa saja akibat jarang cuci sprei yang mungkin belum Anda sadari.
Sprei dan sarung bantal tidak hanya meningkatkan kenyamanan tidur, tetapi juga melindungi kulit dari paparan langsung kasur.
Meskipun demikian, banyak yang enggan mencucinya karena ukurannya yang besar dan proses pengeringan yang merepotkan.
Padahal, sprei dan sarung bantal yang jarang dicuci dapat menjadi tempat berkembang biak bagi jutaan kuman dan bakteri, seperti yang telah dibuktikan oleh berbagai penelitian.
Bahaya Bakteri pada Sprei dan Sarung Bantal Kotor
Perhatikan kondisi sprei dan sarung bantal My Lovers.
Jika ditemukan noda kecoklatan, hal itu menandakan tingkat kekotoran yang signifikan.
Sprei dan sarung bantal yang kotor tidak bisa diremehkan karena menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai kuman.
Sebuah studi oleh perusahaan tempat tidur Amerisleep di Amerika Serikat, yang dilansir oleh BBC pada Jumat (23/5/2025), mengungkapkan hasil mengejutkan.
Sampel sarung bantal yang tidak dicuci selama seminggu mengandung sekitar tiga juta bakteri per inci persegi.
Jumlah ini jauh lebih tinggi, yakni sekitar 17.000 kali lipat lebih banyak dibandingkan bakteri yang ditemukan pada dudukan toilet umumnya.
Hal itu pun sejalan dengan Profesor David Denning, ahli penyakit menular dan kesehatan global dari University of Manchester. Ia menegaskan bahwa sarung bantal yang kotor merupakan tempat bersarangnya jamur, kuman, dan bakteri berbahaya bagi manusia.
Denning dan timnya melakukan penelitian terhadap enam bantal yang telah digunakan secara rutin antara 18 bulan hingga 20 tahun oleh teman dan anggota keluarga.
Hasilnya, semua bantal tersebut positif mengandung jamur, khususnya spesies Aspergillus fumigatus yang umumnya ditemukan di tanah.
Denning menyebutkan bahwa dalam setiap bantal, terdapat miliaran hingga triliunan partikel jamur.
Penyebab Jamur Muncul pada Sprei dan Bantal
Kemunculan jamur pada sprei dan bantal disebabkan oleh beberapa faktor.
1. Keringat pada Tubuh

Saat tidur, kita cenderung berkeringat, terutama di area kepala. Ditambah lagi, tungau debu yang sering ditemukan di rumah juga bisa bersarang di tempat tidur.
Nah, kotoran tungau debu ini menjadi sumber makanan bagi jamur.
Kondisi bantal yang hangat akibat digunakan berjam-jam saat tidur, kombinasi ketiga faktor ini menciptakan lingkungan ideal bagi jamur untuk berkembang biak.
Akibat jarang mencuci sarung bantal dan sprei, jamur dapat hidup dan berkembang biak selama bertahun-tahun.
Meskipun menggebuk bantal dapat membantu mengurangi jamur, cara ini tidak efektif untuk menghilangkan semua bakteri yang menempel.
Baca Juga: Kapan Waktunya Sprei Tempat Tidur Perlu Diganti? Inilah Jawabannya! – My Love Bedcover
2. Kebiasaan di Tempat Tidur

Selain keringat tubuh, beberapa kebiasaan buruk juga dapat memperparah pertumbuhan bakteri dan kuman, seperti makan di tempat tidur, membiarkan hewan peliharaan tidur di kasur, tidak mandi setelah beraktivitas di luar, hingga tidur dengan kaus kaki kotor.
"Saya tidak mengatakan bahwa tidak seorang pun boleh makan di tempat tidur, tetapi saya pikir jika Anda melakukannya, maka mencuci seprai secara teratur adalah hal yang penting. Saya pikir mencuci seminggu sekali mungkin tidak cukup," tutup Denning.
Solusi Menghilangkan Jamur pada Sprei
Kemudian, Denning menjelaskan bahwa mencuci sprei dan sarung bantal kotor di mesin cuci saja tidak cukup untuk menghilangkan semua jamur dan bakteri.
Pasalnya, jamur dapat bertahan pada suhu hingga 50 derajat Celsius.
Bahkan, jika sprei tidak dijemur hingga kering sepenuhnya, kelembaban yang tersisa justru akan memicu pertumbuhan jamur yang lebih banyak.
Sebagai solusi, Denning merekomendasikan penggantian sarung bantal dan sprei baru setiap dua tahun sekali.
Namun, bagi penderita asma, penyakit paru-paru, atau sinusitis, disarankan untuk membeli sprei baru lebih sering, yaitu setiap 3-6 bulan sekali.
Para ahli juga menyarankan untuk rutin mencuci sarung bantal dan sprei setiap seminggu sekali.
Selain dicuci dan dijemur, menyetrika sprei juga sangat dianjurkan karena suhu panas dari setrika dapat membantu membunuh bakteri dan jamur yang masih menempel.
Baca Juga: Waduh! Ini Bagian yang Sering Terlewat saat Bersihkan Kamar
Pentingnya Merawat Sprei

Selain rutinitas mencuci dan perawatan yang tepat, pemilihan jenis sprei juga sangat memengaruhi risiko pertumbuhan jamur.
Untuk mengurangi kemungkinan sprei menjadi sarang jamur, pilihlah sprei berkualitas tinggi.
Sprei dengan kualitas yang baik umumnya terbuat dari bahan yang memungkinkan sirkulasi udara lebih baik, sehingga tidak mudah lembap dan tidak menjadi lingkungan ideal bagi jamur untuk berkembang biak.
Salah satu merek yang bisa menjadi pilihan adalah My Love.
Sprei My Love dikenal dengan komposisi material katun yang banyak, yang dapat membantu menjaga tempat tidur Anda tetap kering dan bersih.
Investasi pada sprei berkualitas seperti My Love merupakan langkah penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kamar tidur Anda.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk My Lovers!
Simak artikel tentang sprei lainnya di Blog My Love!
Lalu, cek koleksi sprei My Love selengkapnya melalui website resmi My Love Bedcover, yuk. Belanja di sana bisa lebih mudah dan barang dikirim langsung dari tempat produksi, lho!
Baca Juga
Duduk di Lantai: Kebiasaan Nyaman yang Punya Risiko Terselubung
Ternyata, kebiasaan duduk di lantai punya risiko terselubung, lho. Cari tahu penjelasannya di sini!
Ketahui Perbedaan Selimut Rumah Sakit dan Selimut Biasa
Apa saja ya perbedaan selimut rumah sakit dan selimut biasa? Cari tahu jawabannya pada artikel ini!
Mitos Tangan Sering Kesemutan Saat Tidur Tanda Tidur Terlalu Nyenyak? Ini Penjelasan Medisnya
Apakah kamu merasakan tangan sering kesemutan saat tidur? Coba deh cari tahu penyebab dan cara menghindarinya di sini!